Ketauhilah, setelah kami menyelidiki tentang umur
manusia yang telah di capai anak adam, ataupun yang telah ia melaluinya,
terbagi lima bagian. Pada tiap-tiap bagian dari umur-umur itu terdapat berbagai
pergolakan dan keadaan yang terus di
alami oleh tiap-tiap seorang daripadanya, ada yang berlainan, ada yang
bersamaan dan ada pula setengahnya sama dan setengah nya tidak sama.
Umur pertama: Dari sejak Allah Ta’ala menciptakan Adam
a.s. dan di bekalkan zuriat pada tulang punggungnya. Di antara zuriat yang
bahagia dan zuriat yang celaka. Maka zuriat itupun berpindah pindah
terus-menerus dari tulang sulbi lelaki ke dalam rahim wanita, dan dari rahim
wanita ke tulang sulbi lelaki, sehingga lahirlah tiap-tiap orang dari antara
ayah dan ibunya.
Umur kedua: Dari sejak lahirnya manusia dari kedua
ibu-bapanya ke bumi, hingga masa wafatnya dan keluarnya dari alam dunia ini.
Umur ketiga: Dari sejak keluarnya manusia dari alam
dunia ini dengan wafat, hingga dia di bangkitkan Allah setelah di tiupkan shur
(sangkakala), iaitu masa menunggunya manusia di dalam barzakh.
Umur ke empat : Dari sejak keluarnya manusia dari
kubur, ataupun dari masa perintah Allah untuk ditiupkan Shur (sangkakala) pada
hari kebangkitan, sehinggalah tiba manusia sekalian di kumpulkan di hadapan
pengadilan Allah Ta’ala utuk di timbang semua amalannya dan di hisab. Sesudah
itu meniti Shirath, menerima kitab masing-masing dan sebagainya sari berita
hal–ehwal Hari Kiamat, keadaannya, kesudahannya dan kesulitannya yang bermacam-macam.
Umur ke lima:
Dari sejak kemasukan manusia ke dalam Syurga untuk kekal di dalamnya. Itulah
umur yang tiada ujung dan akhirnya. Ataupun dari sejak dimasukan ahli-ahli
neraka ke dalam neraka, sedang keadaan mereka ini, satu dengan yang lain tidak
sama. Ada yang kekal di dalamnya buat
selama-lamanya, tidak ada batas atau akhir lagi, itulah orang-orang kafir.
Mereka itu pula berbeda-beda jenisnya. Ada yang bernasib baik, dapat keluar
dari neraka, itulah orang-orang yang berdosa dari golongan Ahli tauhid, sama ada
dengan mendapat syafa’at, maupun tidak dengan syafa’at, sebagaimana yang akan
di terangkan kelak, apabila kita membicarakan tentang umur ke lima nanti.
Kami akan menerangkan tiap-tiap satu dari umur-umur
manusia yang lima secara ringkas saja sesuai dengan keadaan masa dan
tempat.Tidak perlu di panjang lebarkan sehingga jadi bertele-tele, ataupun di
ringkas-ringkaskan sehingga tidak tercapai faedah-faedah yang di maksudkan yang
di kira amat perlu di ketahui, dan sering berlaku pertanyaan-pertanyaan
mengenainya.
Sumber : Sabilul Iddikar
Komentar